GARANSI PERAWATAN GIGI

Berikut ini artikel tentang GARANSI PERAWATAN GIGI, selamat membaca

GARANSI PERAWATAN GIGI



Dok, tambalan saya copot. Padahal baru saja pasang. Kenapa sih Dok? Sebel saya, makanya saya gak balik ke dokter gigi itu lagi. Sekarang tambal lagi ya Dok, yang bagus dan jangan cepet copot. Garansi yah Dok..?





Garansi dalam dunia kedokteran dan kedokteran gigi bisa dikatakan mustahil. Kenapa demikian? Ilmu kedokteran tidak bisa menjanjikan kepastian, yang mereka bisa janjikan hanyalah proses.

Jadi ada 5 hasil yang harus diterima setelah berobat. 1. Sembuh 2. Sembuh dengan komplikasi 3. Sembuh dengan sequele (gejala sisa) 4. Tidak Sembuh 5. Meninggal.

Meski bidang kedokteran gigi tidak se-ekstrim bidang kedokteran secara umum, namun karena bagian integral dari konsep medis, tetap saja kemungkinan dari 5 hal tersebut di atas ada. Contohnya komplikasi cabut gigi, atau kanker di rongga mulut, bisa memungkinkan untuk mencapai taraf sembuh atau yang ekstrim, meninggal.

Menambal gigi pun bisa timbul keluhan. Memang ada kemungkinan salah diagnosa, salah memilih bahan tambal, kurang dalam preparasi (menyiapkan gigi tempat bahan tambal akan diletakkan) atau kurang tepat dalam mengatur komposisi bahan tambal. Tapi tak jarang lepasnya bahan tambal karena pasien tidak mematuhi aturan yang diberikan, misalnya bahan tambal tertentu tidak boleh langsung digunakan untuk makan, karena kekerasannya belum maksimal, sehingga pecah jika menerima tekanan berat sebelum waktunya, atau dalam pengerjaannya sulit karena lidah tidak bisa diam sehingga tempat penambalan terkena air ludah, maka bahan tambal tidak bisa melekat dengan baik pada gigi. Ada pula pasien yang memaksa untuk langsung tambal tetap, meskipun diagnosa belum bisa ditegakkan dengan tepat, karena pasien sangat sibuk, tidak punya waktu untuk bolak-balik. Akibatnya bila ternyata diagnosa berlanjut ke peradangan pulpa, mau tidak mau pulpa harus dirawat terlebih dahulu. Tambalan bagaimanapun keren-nya terpaksa harus dibongkar ulang.

Pada Perawatan Saluran Akar, pasien juga sering mengeluh karena tidak bisa sekali kunjungan selesai. Tapi memang tidak ada garansi seseorang bisa selesai perawatan dengan 2 atau 3 kali kunjungan. Siapa bisa menduga pada kunjungan kedua pasien jatuh sakit sehingga daya tahan menurun dan penyembuhan pada Perawatan Saluran Akar lambat dan rasa sakit menetap? Yang patut dicatat adalah kasus setiap orang berbeda. Si A bisa selesai perawatan dalam 2 kali kunjungan, si B malah bisa dalam one visit treatment, sementara si C harus bolak-balik 5 kali…Tidak ada dokter gigi bisa menebak apakah seseorang bisa mempunyai saluran akar normal, sebab ada dokter gigi hanya bisa menaksir berdasarkan prosentase.

Contoh, gigi geraham atas kanan mempunyai 3 saluran akar, dengan prosentasenya 38%. Sedangkan ada sekitar 60% gigi mempunyai 4 saluran akar. Itu baru dari segi jumlah, belum dari segi bentuk saluran akar. Ada yang megar seperti huruf Y, ada yang mingkup seperti huruf O, ada yang menyatu besar di atas, dan mengecil di ujung. Siapa yang bisa mengira? Lho kan bisa lihat di foto roentgen?

Betul. Saluran akar bisa dilihat di foto roentgen, tapi pernah tidak pasien mengira bahwa lain sudut pemotretan bisa lain hasil. Dua saluran akar yang bertumpuk bisa terlihat seperti satu saluran akar. Akar yang pendek, dengan salah sudut pengambilan foto bisa menyebabkan ‘elongasi’ atau akar menjadi terlihat panjaaaang…

Jadi gimana doong…Apa dokter itu ilmu kira-kira? Dokter bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah, berdasarkan pengalaman yang diajarkan di klinik dan juga berdasarkan pengalaman yang terus menerus ditimba setiap hari di ruang praktek setelah keluar dari institusi pendidikan. Namun dalam praktek yang begitu luas terbuka kemungkinan lebih dari 1001 macam kasus, bukan tidak mungkin diagnosa yang ditegakkan, kurang tepat atau salah. Kesalahan pada dokter gigi juga tidak menutup mata terhadap fakta, ada.

Menurut Kajian Praktek Kedokteran Harvard, dan diterbitkan di New England Journal of Medicine tahun 1991, ditemukan bahwa 4 persen pasien yang mengalami komplikasi sehingga lebih lama dirawat, berakibat cacat atau kematian ternyata dua pertiga dari semua komplikasi terjadi akibat kesalahan dalam pelayanan medis. Satu dari empat pasien atau 1 persen dari semua pasien mengalamai kelalaian sejati. Jadi kebenaran inti bahwa semua dokter pasti pernah melakukan kesalahan.

Namun ada satu ajang tempat dokter dapat membahas segala kesalahan secara jujur, meskipun bukan dengan pasien, setidaknya antara sesama mereka, dalam suatu konfrensi yang membahas semua kesalahan, kejadian yang tidak diharapkan, kematian yang terjadi dalam pengamatan, menetapkan penanggungjawabnya dan memutuskan apa yang harus diperbaiki dalam kesempatan berikutnya.

Bagaimana kalau pasien menuntut? Pasien memang bisa menuntut tapi penelitian membuktikan bahwa upaya hukum tidak dapat mengurangi kesalahan medis. Dan ternyata pun, hanya 2 persen pasien yang menerima layanan dibawah standar mutu yang mengajukan tuntutan.

Bila dokter berbuat kesalahan, alasan apapun tidak bisa membuat hatinya tenang, dengan adanya norma dan tanggung jawab pribadi. Upaya apa pun yang dilakukan dokter memang kadang-kadang lemah, tidaklah wajar kalau ia dituntut untuk sempurna. Yang patut adalah meminta para dokter untuk tidak putus-putusnya berusaha menuju kesempurnaan.

Terus, sebagai pasien, harus bagaimana, protes, marah-marah, menuntut ganti rugi atau menyerah begitu saja? Anda bisa memilih. Menuntut, bila hal itu melegakan hati Anda memang bisa dilakukan, tapi biasanya tidak melegakan hati di kedua belah pihak. Yang paling asik tentunya melakukan kompromi, mencari sebab apa kiranya yang membuat perawatan gagal, apakah dari pemakaian gigi dengan tambalan sebelum waktunya, atau pengeburan oleh dokter gigi yang kurang, dan mencari solusi dari harga yang harus dibayar kemudian, pada perawatan ulang ini. Hal menarik yang bisa dikatakan bahwa ternyata pasien umumnya enggan menuntut dokter gigi yang simpatik dan berlaku ramah dan baik kepadanya. Jadi meskipun akhirnya perawatan mungkin kurang memuaskan, mereka secara sukarela menerima kekurangan tersebut dan tidak terlalu menuntut.

Sebelum terlanjur menyesal, ada kiat pasien untuk mempersiapkan diri sebelum berobat, yakni:

Satu. Pilih dokter gigi yang Anda percaya. Secara psikologis Anda cocok. Entah karena dia termasuk dokter gigi yang berwibawa, cuek, ramah, tegas, terlihat pintar atau gaul banget…pilih yang cocok dengan Anda. Kalau Anda cocok, maka setidaknya Anda akan bisa mempercayainya.

Dua. Persiapkan fisik tubuh Anda dengan baik. Bila ada sedikit –atau sedang- kuman yang membandel, maka alih-alih Anda bergantung hanya pada proses mekanis pembersihan saja, Anda bisa bergantung pada mekanisme tubuh dalam melawan penyakit. Bila ketahanan tubuh kurang karena stress, sakit, lemah, lesu, tak berdaya, maka back-up energi yang dipakai untuk penyembuhan gigi menjadi kurang karena energinya teralih untuk mengoptimalkan kondisi tubuh.

Tiga. Ingat, dokter gigi itu manusia biasa yang bisa saja salah. Jadi jangan lupa untuk meminta kesembuhan pada-Nya.

Empat. Bila Anda sudah sembuh, jangan pingsan lagi karena tagihan dari dokter gigi.


Mudah-mudahan GARANSI PERAWATAN GIGI di atas mudah difahami serta bermanfaat bagi Anda :)
---
SUMBER artikel GARANSI PERAWATAN GIGI dari: facebook/notes/cantik-dengan-pemutih-gigi/garansi-perawatan-gigi/155731647805337

Komentar

Postingan populer dari blog ini